Kamis, 03 Desember 2009

'Kasih Abadi Seorang Ibu'

            "Apa yang paling kalian takut kehilangan di dunia ini??", jika ditanya seperti itu jawaban apa yang akan kalian utarakan. Mungkin setiap orang memiliki pendapat sendiri-sendiri. Tapi pada hakekatnya semua mengacu pada hal yang sama, setiap orang pasti akan takut kehilangan sesuatu yang mereka anggap paling berharga di dunia ini. Bisa saja barang, kenangan, makhluk hidup, bahkan Harta. Satu yang mungkin juga menjadi jawaban kebanyakan orang untuk pertanyaan di atas, Kehilangan sosok yang selama ini senantiasa selalu menjaga dan menyayangi kita sejak kita masih dalam rahimnya.. Yups...!! Benar sekali, dialah Bunda kita, orang yang mengandung serta melahirkan kita di dunia yang sarat akan dinamika kehidupan. Beliau juga satu-satunya orang yang mendapat gelar surga di telapak kakinya. Tak banyak yang bisa memahami kehadirannya di saat beliau masih menemani kita, anggapan negatif selalu saja membuntuti setia nasehat dan petuah beliau. Mungkin banyak yang menganggap ibunya bawel, overprotective, kolokan, atau terlalu mengikuti kebiasaan yang dianggap tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Meski begitu, di balik cangkang kerang yang berlumut pasti tersimpan mutiara indah yang berkilauan, hal itu juga berlaku bagi nasehat dan petuah beliau. Rasa kasih dan sayanglah yang menjadi latar belakang dari peristiwa itu. Bayangkan jika kita tak mendapat rambu-rambu dari beliau, yang pasti kehidupan ini akan menjadi tak terkontrol pada orbitnya. Sayang sekali bagi kita yang masih menganggap semua itu sebagai angin lalu.



             Saat masih ada semua akan baik-baik saja, tapi apakah yang terjadi jika semua yang kita miliki dan sayangi harus pergi meninggalkan kita. Bisa saya deskripsikan, pasti rasa sedih dan kehilangan lah yang kita ekspresikan saat itu. Begitu juga perasaan yang pernah saya alami beberapa tahun yang lalu, disaat Bunda saya di panggil oleh ALLAH SWT. Rasa kehilangan yang teramat sangat sempat melingkupi diri saya. Seakan kehidupan menjadi hampa tak terlukiskan, sempat muncul sebuah pemikiran dalam benak saya, mungkinkah saya bisa melalui semua ini tanpa rambu-rambu dari beliau.. "Tidaklah" yang pertama muncul dalam menjawab pemikiran saya tadi. Putus asa sempat menyerang saya, berhari-hari mata saya terus membengkak seperti tomat akibat airmata yang selalu meluncur setiap kali muncul bayangan atau  sesuatu yang bisa mengingatkan saya pada beliau. Dukungan selalu muncul disaat kedukaan melanda, begitu juga dengan saya. Dulu saya menganggapnya wajar saja, tapi semenjak hal itu saya alami sendiri, baru saya mengerti pentingnya teman, keluarga, bahkan kerabat. Itu mungkin yang ingin ALLAH sampaikan buat saya, jangan terlalu lemah menjadi manusia, berusahalah dengan kemampuan sendiri, cobalah jadi manusia yang tegar, tidak mudah menyerah dan selalu mensyukuri setiap jengkal hidup ini. 



            Kini pemahaman itu menjadi pengganti rambu-rambu dari beliau, beliau yang dulu menyayangi saya sepenuh hati. Walaupun saya belum sepenuhnya bisa membalas jasa-jasa beliau, tapi keyakinan bahwa beliau selalu bangga pada anaknya lah yang membuat rasa bersalah itu tak menjadi beban buat saya...



KEEP SPIRIT dan SELALU MENGHARGAI APA YANG KITA PUNYAI......!!!!!!!!
"kasih sayang ibu akan selalu terkenag sampai nanti, i love u mom...^^" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Plurk